Kamis, 02 Mei 2013

Sejarah desa Kalirejo, Bagelen, Purworejo


Asal Usul Desa Kalirejo

Kalirejo adalah sebuah desa di kecamatan Bagelen kabupaten Purworejo. Letaknya lumayan jauh dari pusat kota, yaitu sekitar 13 km dari pusat kota. Sebagian besar mata pencaharian penduduk desa Kalirejo yaitu bertani dan berdagang. Hal tersebut didukung dengan wilayah desa Kalirejo yang terdapat sebuah ladang dan letaknya dapat menjadi batas desa. Batas-batas desa Kalirejo diapit oleh sebuah desa, ladang dan sungai. Sebelah timur dan selatan berbatasan dengan sungai kecil yang menghubungkan sungai Bogowonto. Sedangkan sebelah barat berbatasan dengan ladang, dan sebelah utara berbatasan dengan desa Clapar.
filologi.jpgKelurahan atau desa Kalirejo terdiri dari tiga pedukuhan yaitu antara lain, dukuh Keposong, dukuh Kahuripan, dan dukuh Kedungmenjangan. Diantara pedukuhan tersebut, masing-masing memiliki cerita asal mula sejarah penamaan dukuh yang berbeda.
Keposong. Konon, dahulu ada orang yang sangat pintar beserta 2 orang temannya datang ke suatu tempat. Mereka bernama Onggorogo, Rogowongso, dan Rogobondo. Tempat tersebut sangat subur, banyak kita dapatkan berbagai bahan makanan di tempat tersebut. Pada waktu itu Onggorogo berbicara kepada teman-temannya “mari kita berhenti, ngepos ditanah yang kosong ini”. Ngepos dalam arti secara luas yaitu tempat persinggahan seseorang ketika melakukan tugas, hal tersebut bersifat tinggal sementara. Dalam hal ini Onggorogo mengajak kedua temannya untuk tinggal sementara di tanah yang kosong tersebut. Oleh karena tempat tersebut belum diberi nama akhirnya, tempat tersebut diberi nama Keposong, yang sekarang lebih dikenal orang dengan sebutan dukuh Keposong.
 Kahuripan. Kahuripan merupakan salah satu pedukuhan di desa Kalirejo yang terletak diantara kedua dukuh yaitu Keposong dan Kedungmenjangan. Konon, masyarakat yang tinggal di dukuh Kahuripan ini orang-orangnya pintar, urip otaknya. “Urip otaknya” dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “hidup otaknya”, yaitu orang-orang yang pintar, entah itu pintar dalam mengolah hasil-hasil panen maupun maju dengan pola pikirnya. Terkenal dengan suatu daerah yang masyarakatnya “urip otaknya”, maka daerah tersebut dikenal oleh masyarakat luar dengan sebutan dukuh Kahuripan.
Kedungmenjangan. Kedungmenjangan merupakan pedukuhan di Kalirejo yang letaknya paling berbeda dari dukuh yang lainnya, karena terletak di dataran tinggi. Jalan untuk menjangkau peduduhan tersebut juga lumayan sulit karena jalannya yang menanjak. Karena daerahnya berada di dataran tinggi maka di dukuh tersebut terdapat sebuah kedung. Kedung merupakan suatu tempat untuk menampung air hujan, tempatnya seperti waduk namun lebih kecil. Konon kedung tersebut dijaga oleh seorang kakek tua, karena saat musim kemarau banyak menjangan yang turun untuk mencari minum di kedung tersebut. Menjangan dalam bahasa Indonesia berarti kijang. Dari kejadian tersebut masyarakat sekitar sering menyebut daerah itu kedungmenjangan.
Dari ketiga dukuh tersebut, yaitu dukuh Keposong, dukuh Kahuripan, dan dukuh Kedungmenjangan, masing-masing dibatasi dengan kali. Kali dalam bahasa Indonesia berarti sungai. Oleh karena batas diantara pedukuhan tersebut yaitu kali, maka masyarakat sekitar sering menyebutnya dengan desa Kalirejo. Kalirejo yaitu gabungan antara Kali dan Rejo. Kali merupakan pembatas antara ketiga pedukuhan tersebut, sedangkan rejo dapat berarti makmur. Jadi diharapkan dengan nama Kalirejo, masyarakat desa tersebut dapat menjadi masyarakat yang makmur.